Tuesday, January 29, 2013

Homemade Kimchi -- Revised Recipe

Kimchi... Buat yang rajin nonton drama dan film Korea seperti gue, pasti sering banget liat penampakan kimchi di sana. Makan nasi, di antara piring-piring banchan (side dish) pasti ada kimchi. Makan ramyun pasti di sampingnya ada kimchi. Malah ada yang inti ceritanya tentang kimchi, seperti misalnya drama Fermentation Family atau film Le Grand Chef 2: Kimchi Battle (buat yang suka film masak-masak, coba tonton deh).
Sebenernya dulu gue udah pernah post hasil eksperimen pertama gue bikin kimchi sendiri (please check out Homemade KIMCHI). Tapi memang bener apa yang sering dibilangin di drama-drama tadi (dan Maangchi, my favorite Korean cooking tutor di YouTube juga berpendapat yang sama) bahwa kimchi itu masakan personal yang susah ditentuin takaran pastinya. So far gue udah 4 kali bikin kimchi sendiri, dan setiap kali rasanya selalu sedikit beda, not in a bad way though. Makin ke sini gue ngerasa kimchi yang gue bikin makin pas sama lidah gue.
Pertama kali bikin kimchi, walaupun gue pikir rasanya lumayan enak, tapi gue masih sedikit keganggu sama rasa bawang bombay+bawang putih dan jahe yang lumayan kenceng. Jadi, setiap gue bikin kimchi lagi, gue berusaha adjust rasanya supaya gak terlalu kenceng, gak terlalu pedes, dan lebih cocok buat lidah gue.
Masalah takaran bumbu di dalam kimchi pastenya pun masih amburadul banget. Hampir semua resep yang gue temuin adalah resep untuk kimchi dalam jumlah besar. Berhubung yang doyan kimchi di rumah cuma gue dan kakak gue aja, jadi gak mungkin nyimpen kimchi satu wadah gede yang bisa-bisa perlu setaun buat ngabisin. Nope, gue cuma butuh kimchi dalam wadah sedang yang bisa habis dimakan dalam 3-4 bulan ajah.
So, supaya introductionnya gak kepanjangan, mulai aja yuk intip hasil eksperimen gue dengan kimchi!

Bahan Utama:
  • 1 sawi putih ukuran sedang, buang bonggolnya, potong-potong kurang lebih 3-4 cm, cuci bersih, rendem sekitar 5 menit. Tiriskan.
  • Taburi dengan 3 - 4 sdm muncung garam, aduk rata.
  • Diamkan 45 menit. Bolak-balik dengan tangan, diamkan 45 menit lagi.
  • Tiriskan, cuci bersih..bener-bener bersih (sampe 3 kali menurut Maangchi), tiriskan.
Bahan Pendamping:
 - 1 buah wortel import ukuran sedang, potong korek api (tipis-tipis aja).
- 1 bawang daun ukuran sedang, iris serong 1 cm.

Bahan Kimchi Porridge:
 - 1/3 cup atau 80 ml air
- 1/2 sdm tepung ketan atau tepung terigu
- 1/2 - 1 sdt gula pasir
  • Aduk air dan tepung sampai rata.
  • Masak di atas api kecil sampai meletup-letup sambil terus diaduk.
  • Masukkan gula pasir, aduk rata.
  • Masak 1 menit lagi sambil terus diaduk. Angkat, dinginkan.
Bahan Kimchi Paste:
- 4 siung bawang putih ukuran sedang, kupas, potong kasar
- 1/2 siung bawang bombay ukuran sedang, kupas, potong kasar
- 2 buah cabe merah ukuran besar, potong kasar
- 4 buah cabe merah keriting, potong kasar (boleh buang bijinya kalo mau)
- 1 cm jahe (diameternya kira-kira sebesar uang logam 1000 yang perak), kupas, potong kasar
- 4 sdm kecap ikan
- 1 sdt madu
- 2 sdm cabe paprika bubuk (gue pake brand Koepoe-Koepoe)
  • Blender bawang putih, bawang bombay, cabe merah, cabe merah keriting, jahe sampai halus. (tambahkan 1 sdm kecap ikan dari takaran di atas kalo perlu, supaya halus).
  • Di dalam wadah besar (baskom atau mangkuk besar, supaya enak ngaduk kimchinya), tuang bumbu halus, sisa kecap ikan, madu, cabe bubuk. Aduk rata.
  • Cicipin kimchi paste, apa kurang asin atau kurang manis atau kurang pedes. Adjust to your taste.
Sekarang mari kita mengaduk kimchi!
  • Campur kimchi paste dengan kimchi porridge, aduk rata.
  • Tambahkan wortel dan bawang daun, aduk rata.
  • Tambahkan sawi putih, aduk rata dengan tangan (pake sarung tangan tentunya, atau pake plastik, not with your bare hands, please).
  • Siapkan wadah plastik yang bersih dan kering.
  • Pindahkan kimchi ke dalam wadah sambil ditekan-tekan supaya padat. Kenapa harus ditekan-tekan? Ini dilakukan supaya kimchinya gak kemasukan udara yang nanti bakal bikin dia berjamur. Karena kimchi ini nantinya bakal difermentasiin di dalam kulkas, penting banget mencegah tumbuhnya jamur.
  • Tutup rapat. Bisa langsung dimakan, atau disimpen di dalam kulkas.
  • Kimchi yang minimal udah berumur seminggu enak banget buat dibikin Kimchi BokkEumBap alias nasi goreng kimchi!


  • Pengerjaannya sesuai urutan yang gue tulis ya...Setelah ngegaremin sawi dan motong-motong wortel plus daun bawang, langsung mulai bikin kimchi porridge. Abis kimchi porridge beres, sisihkan biar dingin. Sebelum sawi dicuci dan ditiriskan, siapin kimchi paste. Abis itu baru deh campurin semuanya.
  • Buat yang gak terlalu suka sama rasa kimchi mentah, saran gue dibikin nasi goreng kimchi atau mie goreng kimchi.
  • Selalu ngambil kimchi dalam porsi kecil dulu dan pindahin ke piring kecil. Kimchi yang udah keluar dari wadahnya dan gak abis dimakan jangan dimasukin lagi ya. It can ruin the whole container loh. Kimchi ini makanan fermentasi jadi please selalu inget buat jaga kehigienisannya, ok? ;)
  • Setiap abis ngambil kimchi untuk dimakan please..please..please selalu inget untuk diteken-teken lagi kimchinya yaaa. Dan jangan lupa ditutup rapat wadahnya.
  • For other recipes using this kimchi, tungguin yah, gue bakal bereksperimen lagi!
- Selamat Masak! -

Thursday, January 24, 2013

Bread 101: Ini-Itu Tentang Membuat Roti --> Dari Pemula Untuk Para Pemula

Mari kita membahas roti. Tapi pertama-tama, kenapa gue kasih judul post ini "Dari Pemula Untuk Para Pemula"? Because I'm a beginner. Gue gak bilang loh gue ahli ato jago soal dunia roti-rotian. Gue cuma pengen sharing aja hasil dari percobaan-percobaan gue bikin resep-resep roti. Not much, but I hope it can help you to brace yourself in entering the world of bread baking. Baiklah, mari kita mulai!



  • Yeast
Yeast adalah bahan paling penting dalam pembuatan roti. Gue udah pernah bahas soal yeast beberapa hari yang lalu, so I'm just gonna give you the link, just in case you haven't read it yet --> Active Yeast? Seperti Apa Yeast yang Masih Aktif?

  •  Mixer untuk Mengadon Roti
Di beberapa percobaan resep roti (well, hampir semua sih sebenernya), gue pake mixer dengan adukan khusus roti. Kalo ada yang mikir gue punya mixer besar super canggih kaya KitchenAid atau Kenwood yang suka dipake chef di Asian Food Channel, think again.
Mixer yang gue pake itu mixer biasa, dibeli Mami bertaun-taun yang lalu, dan masih dipake sampe sekarang. Mixernya bisa dilepas jadi hand mixer atau disimpan di atas dudukannya dan jadi standing mixer.




Nah, yang ada di sudut kiri bawah itu adukan untuk adonan cake sama cookie biasa. Buat yang bingung setiap kali gue nyebut-nyebut "mixer dengan adukan khusus roti", ini dia yang gue maksud:



Adukan cake dan cookie yang biasa itu bentuknya mirip wire whisk, kalo adukan roti bentuknya spiral seperti gambar di atas ini. Untuk mixer yang kecil seperti mixer gue, beginilah bentuk umum adukan khusus roti. Di mixer besar atau yang lebih modern, adukannya cuma satu, gak sepasang kaya yang di atas, dan bentuknya ada yang mirip kait dan ada yang spiral besar.
Banyak orang-orang di sekitar gue yang gak ngeh kalo mixer mereka bisa dipake untuk adonan roti. Si adukan spiral ini dilupakan begitu aja karena kurang familier sama fungsinya. Coba deh, cari-cari lagi di kotak mixernya, kalo nemu adukan spiral ini, treasure it! Karena bikin adonan roti pake mixer bisa motong waktu menguleni adonan sampe setengahnya dibandingkan dengan menguleni dengan tangan sendiri sepenuhnya. Selain itu juga hemat banyak tenaga.


  • Cara Menguleni Roti
Sebenernya gue sempet nyebutin cara menguleni roti di resep-resep gue. But here, gue bakal ngejelasin sedikit lebih detail.
Setelah adonan dicampur dengan mixer sampai lembut, atau setelah semua bahan-bahan dicampur dengan tangan sampai rata dan jadi adonan, step selanjutnya adalah menguleni. Kalo pake mixer dulu, menguleni cukup sebentaaaar aja, karena adonan udah kalis dan lembut dari hasil penggilingan mixer. Tapi kalo ngadon dari awalnya pake tangan, adonan yang dihasilkan masih lengket dan kasar, jadi perlu diuleni sampai lembut, licin, dan elatis.
Cara mengadon roti yang gue perhatiin dari Mami dan video-video resep yang sering gue liat adalah lipat-tekan atau lipat-dorong. Bukan banting-banting seperti yang sering dibilang sama orang jaman dulu (mungkin ada resep yang harus dibanting-banting, but we want the easy way, right?)
Ini nih langkah yang harus diperhatikan:

1. Siapkan permukaan untuk menguleni. 

Menguleni lebih enak dan mudah dikerjain di atas permukaan datar, bukan di dalam mangkuk adonan. Jadi, siapkan kitchen counter atau talenan bersih yang ditaburi tepung tipis-tipis. Inget, tipis-tipis. Jangan karena takut adonan lengket terus ditaburin tepung sebanyak-banyaknya, karena adonan bakal terlalu keras dan hasil roti pun gak bagus. Taruh adonan di atas permukaan tadi, terus taburi bagian atasnya dengan tepung tipis-tipis juga. Jangan lupa tangan juga dikasih tepung tipis-tipis, semua serba tipis-tipis. Toh kalo adonan masih lengket kita masih bisa nambahin tepungnya sedikiiit sedikiiit.
Kalo ga ada kitchen counter gimana? Kalo cuma punya talenan kecil gimana? Kalo pada punya masalah kaya begini, you can try my cheat: Invest! Jangan jiper dulu, invest di sini maksudnya bukan renovasi dapur atau yang heboh-heboh begitu. Coba deh jalan ke toko khusus bahan kue atau supermarket besar kaya Carrefour, Hypermart atau Lottemart. Cari loyang gede yang biasanya lebarnya sampe 40 - 50cm. Gue lupa loyang beginian harganya berapa, tapi saaaangat berguna buat dijadiin permukaan ulenan. Ngulenin bisa di atas meja, atau sambil lesehan di lantai. Praktis! Tapi, only do this kalo memang niat banget pengen belajar roti dan bakal konsisten eksperimen roti, supaya gak mubazir ;)

2. Lipat - Tekan atau Lipat - Dorong
Pipihkan adonan sedikit aja, terus lipat bagian depan ke arah dalam

image copied from cookinglight.timeinc.net


Setelah itu, dorong adonan ke arah depan sambil ditekan.

image copied from italianfoodforever.com

Putar adonan searah jarum jam dan terus ulangi proses ini sampai adonan kalis.

3. Membulatkan Adonan Sebelum Pengembangan
Setelah adonan kalis, langkah selanjutnya adalah pengembangan. Tapi sebelum itu, adonan harus dibentuk bulat rapi, baru disimpan di dalam mangkuk dan dibiarkan mengembang.
Ternyata, banyak yang bingung dengan cara membulatkan adonan. Ini keliatannya sepele, tapi proses penting loh! Apalagi kalo lagi buat bahan roti untuk pizza dan bakpau. Halus atau gak bola yang dibentuk, at least menurut gue, ngaruh banget sama hasil akhir permukaan roti yang mulus dan cantik.
Gue gak bisa foto diri sendiri pas lagi bikin adonan coz I work alone, remember? Tapi gue nemu step-by-step yang cuco ini di internet:

image copied from i-cdn.apartmenttherapy.com
Tarik-tarik pinggiran adonan ke bawah supaya bagian atas adonan bisa bulet rapi dan licin. Kalo bagian bawah sih no problem, pasti bakal ada kerut-kerutannya.

4. Proses Pengembangan
Setelah adonan kita bulat dan lembut seperti baby's bum (hehe), adonan siap untuk proses pengembangan. Gue biasanya pake cling wrap atau plastic wrap untuk nutupin mangkuk, walaupun Mami biasanya pake serbet biasa. Tapi optional sih, yang penting ditutup. Pake piring juga boleh.
Setiap resep selalu bilang, "simpan adonan di tempat yang hangat". Tapi ini bukan berarti adonan harus disimpen di tempat yang kena cahaya matahari loh. Di beberapa video dan resep suka disaranin untuk nyimpen di dalam microwave atau oven (dalam keadaan mati, of course). Menurut gue ini tempat yang paling perfect. Adonan gak akan keganggu sama angin, debu dan temperatur udaranya pun lebih stabil daripada di dalam ruangan.

Setelah pengembangan (ada yang butuh satu kali pengembangan, ada juga yang dua kali), waktunya memanggang. Kalo soal manggang sih tinggal ikutin aturan resepnya aja, dan sekali-kali dicek (gak perlu sampai buka pintu oven karena temperatur oven bakal turun) just in case panas oven kita gak sama dengan panas oven si empunya resep. Waktu memanggang bisa beda 5 sampai 10 menit tergantung seberapa panas oven kita. Dan jangan lupa perhatikan pemakaian panas atas atau bawah atau keduanya. Jangan sampai gosong di bawah tapi atasnya masih putih atau bawahnya perfect tapi atasnya udah item. Teknik pemanggangan sepertinya butuh latihan, coz I myself couldn't figured out the perfect technique just yet. Tapi we can get there dengan gak capek nyobain dan belajar.

Okay, that's about it. Basic banget, memang, but it works for me, karena semua ini gue pelajari dari kesalahan eksperimen-eksperimen terdahulu dan kesuksesan eksperimen yang sekarang.
Hope this can help you made up your mind to go ahead and try baking your own bread. Perlu waktu? Pasti. Gak bisa sekali sukses? Mungkin. Tapi percaya deh, begitu eksperimen berhasil dan rotinya kita keluarin dari oven dalam keadaan cantik, terus dimakan anget-anget, nothing beats that! Malah mungkin bakal nagih untuk bikin lagi dan lagi ;)

- Selamat Masak! -

Tambahan:

Buat para pemula yang pengen banget belajar roti, gue nemu website yang oke banget . Namanya www.thebreadkitchen.com. Website ini adalah website ke dua Titli Nihaan, YouTube cooking guru yang biasanya nongkrong di Titli's Busy Kitchen. Isi The Bread Kitchen, sesuai namanya, is all about bread. Dari mulai roti yang gampaaang banget, gak pake yeast dan ga perlu proving, sampe roti yang perlu kesabaran tingkat S3 buat bikinnya. Tapi, Titli juga ngasih satu section khusus buat pemula kaya kita-kita yang masih awam sama dunia bread baking. Pas masuk ke main pagenya, klik tab yang tulisannya Breadmaking Basics. Dari mulai peralatan yang dibutuhkan, proses kneading alias menguleni, proses membentuk adonan, proses proving atau pengembangan, baking sampe ngepang adonan roti ada di sana, komplit!
Jadi kalo belom puas sama simple tips dari gue, head on ke dapurnya Titli ya!

Roti Sobek Isi Keju

Di eksperimen kemarin gue udah pernah bilang kalo gue tertantang banget nyobain eksperimen yang berhubungan dengan roti. Nah, karena kemaren banyak yeast sisa dari bikin bakpau buat acara pengajian Mami, dan karena gue gak pengen nyimpen yeast sisa, gue mutusin buat memberanikan diri bikin roti.
Iya... memberanikan diri. Kenapa? Karena selama ini gue selalu mikir kalo bikin roti itu susah bin ribet. Ngebayangin ngulenin adonan berjam-jam, ngebayangin adonan yang gagal naik dan sebagainya juga bikin gue mikir seribu kali buat nyobain bikin roti.
Tapi setelah kemarin sukses bikin bakpau, I said to myself that it's time for me to give it a try. It's a challenge!
Resep roti yang akhirnya gue pilih adalah resep yang di video nya keliatan lumayan gampang. Namanya Homemade Dinner Rolls dari channel Laura in the Kitchen. Kenapa gue bilang gampang? Karena hanya butuh 1-2 menit proses pengulenan setelah diangkat dari mixer dan sisanya diserahkan pada hasil kerja yeast.
Pertama kali nyoba, sebagian besar permukaannya gosong. Yup, rotinya mengembang bagus banget, dan pas dipanggang di dalem oven gue yang mungil, bagian atas hampir kena sama heating bar, padahal panas atas cuma gue nyalain 5 menit aja. (I'll show you the picture at the end of the post, plus some mistakes I've made and promised not to do again hehe). Roti percobaan pertama dimakan abis sama Babeh. He loves bread a lot! Dan untungnya bener-bener cuma kulit permukaannya aja yang gosong, dalemnya selamat dan sukses. Tapi Babeh protes, pengen rotinya pake isian.
Karena gue juga masih penasaran, besoknya gue bikin lagi. Kesalahan di percobaan pertama gue perbaiki dan dengan nekatnya nambahin isian ke dalam roti. Hasilnya... perfect! Roti yang ke dua lebih OK. Soal rasa sih sama enaknya dengan yang pertama, lebih enak malah, karena pake isian keju.
So, if I can do it, you definitely can do it too. Let's make some homemade bread!

Bahan Pengembang:
- 1/2 cup atau 125ml susu cair
- 2 sdm mentega atau margarin
- 1 sdt yeast instan
Susu cair dan mentega atau margarin dipanaskan dengan api kecil sampai susu di bagian sisi panci mulai sedikit bergelembung (jangan sampe mendidih, pas manasin ditungguin yaa). Angkat, dinginkan sampai hangat (suhu hangat artinya jari kita gak kepanasan pas megang susunya).
Taburkan yeast di atas susu, aduk sebentar. Diamkan 5 menit.

Bahan Roti:
- 2 cup atau 300gram tepung terigu (yang biasa, gak perlu terigu khusus roti)
- 1/6 cup atau 40 gram gula pasir
- 1/2 sdt garam
- 1 kuning telur
- 1/2 sdm susu bubuk

Bahan Isi:
- Setengah blok keju cheddar, diparut besar-besar
- Sedikit gula pasir

Bahan Olesan:
- 1/2 sdm mentega atau margarin, dicairkan

Peralatan:
- Mixer dengan pengaduk roti
- Mangkuk besar (atau mangkuk mixer)
- Plastic wrap atau cling wrap untuk menutup adonan. (serbet bersih jg bisa)
- Loyang bulat atau persegi ukuran 20 cm, tinggi 5 cm (atau loyang besar apa aja yang ada dan muat di dalam oven), oles dengan mentega. (atau pake pinggan tahan panas pyrex kaya gue juga bisa)

Cara Buatnya:
  • Masukkan campuran susu-mentega-yeast ke dalam mangkuk mixer, tambahkan semua sisa bahan. Aduk dengan mixer sampai terbentuk adonan yang mulus (sekitar 5-7 menit) tapi masih agak lengket (kalo disentuh adonan memang lengket tapi gak nempel di tangan). Keluarkan dari mangkuk mixer, taruh di atas talenan atau permukaan counter yang udah ditaburi sedikit terigu.
  • Uleni pelan-pelan selama 1-2 menit aja.Bentuk bulat.
  • Bersihkan mangkuk mixer dari sisa adonan. Olesi minyak.
  • Taruh adonan di dalam mangkuk, olesi permukaan dan pinggiran adonan dengan minyak tipis-tipis aja. Tutup dengan plastic wrap atau serbet bersih, diamkan selama satu jam. (gue sih selama proses pengembangan ini mangkuk berisi adonan gue simpen di dalam microwave atau oven, tapi gak dinyalain loh).
  • Setelah satu jam dan adonan mengembang dua kali lipat, keluarkan dari mangkuk dan uleni buat mengeluarkan gasnya. Bagi 10-12 bagian sama rata (tergantung besar loyang, I'll explain more in the tips part). Bentuk bulat, pipihkan isi dengan keju dan taburi sedikiiiit gula pasir. Tutup dan bentuk bola. Susun di dalam loyang (ditaronya bagian sambungan atau yang gak rata di bawah ya). Kasih jarak sekitar 1-2cm antara adonan di dalam loyang. Kerjakan sampai semua adonan habis.
  • Tutup lagi dengan plastic wrap atau serbet. Diamkan lagi 1 jam sampai mengembang.
  • Panaskan oven sampai suhu 180 derajat Celcius. Panggang roti selama 20 menit.
  • Angkat, oles permukaannya dengan mentega atau margarin cair, dinginkan.
  • Roti hangat, teh manis hangat, sore-sore yang dingin dan ujan gerimis...mantap kan? Hehehe





Okay, post ini bakalan lumayan panjang, but stay with me, karena sekarang gue bakal bahas kenapa percobaan yang pertama gagal dan sedikit tips yang gue pelajari dari kegagalan gue.
  • Besar loyang dan besar adonan dengan oven yang digunakan
Untuk loyang bulat atau persegi sebenernya gak masalah. Yang jadi masalah adalah perbandingan besar adonan (sebelum dan setelah mengembang) dengan tinggi loyang. Pertama kali bikin gue bagi adonan jadi delapan bagian dengan loyang yang sama dengan percobaan ke dua. Setelah proses pengembangan ke dua, adonan gue mengembang dengan bagus dan besar. Tapi... berhubung oven yang gue pake itu oven kecil, adonan yang tinggi (sampe melebihi tinggi loyang) hampir kena dengan heating bar di bagian atas oven. Hasilnya... gosong atasnya. As you can see in the picture below, bagian atas sebagian besar gosong, tapi bagian dalemnya selamat.
So, kalo pada pake oven kecil kaya punya gue, perhatikan baik-baik ukuran loyang, ukuran adonan dan ukuran oven yaaa...


  • Penggunaan yeast
Pas pertama bikin roti ini, gue agak ragu dan takut gak ngembang, karena pas campuran susu dan mentega ditaburi sama yeast, no foam and no bubbles! Masih inget gak yang gue post mengenai yeast yang bagus? Nah, karena sayang kalo gagal total, ke dalam adonan gue nambahin 1/4 sdt yeast yang dilarutin sama 2 sdm air hangat, just in case. Terus tambahin juga 1 sdm terigu ke takaran terigu yang udah ditulis di atas. Hasilnya bagus-bagus aja sih.
But here's what I learned: ternyata kalo dilarutkan dengan susu, ada yang bilang yeast gak akan bereaksi yang sama seperti kalo dilarutkan dengan air karena ada protein di dalam susu.
Jadi, kalo gak usah ragu-ragu kalo yeast keliatannya gak bereaksi pas dicampur ke dalam susu. Just make sure untuk pake yeast yang baru dibuka, bukan yang sisa, ok?
  • Isian roti
Untuk isian ini gue mengarang bebas abis, karena di resep aslinya roti ini gak dikasih isi sama sekali. Jadi kalo misalnya mau dikreasikan sama isian lain selain keju seperti yang gue cobain, gue gak bisa jamin. Mungkin yang aman isinya bisa diganti pake irisan sosis? atau kejunya gak dipakein gula tapi ditambah potongan smoked beef? Kayaknya selama isiannya gak berair, it's gonna be just fine ;)
  • Penggunaan oven
Oven gue itu oven listrik kecil. Di situ ada fitur panas atas, panas bawah dan panas atas bawah. Karena percobaan pertama gagal akibat panas atas yang terlalu deket dengan roti, di percobaan ke dua gue pake oven dengan cara begini: selama 15-17 menit pertama, gue cuma pake panas bawah aja. Setelah itu baru gue nyalain panas atasnya untuk bikin permukaan roti jadi cokelat.
  • For video guide (kalo pengen tau detailnya tentang resep ini), you can check out Laura Vitale's video "Homemade Dinner Rolls"

- Selamat Masak! -

Friday, January 18, 2013

Active Yeast? Seperti Apa Yeast yang Masih Aktif?

Hi! Sesuai janji, gue mau nunjukin gimana penampakan yeast (atau ragi instan) yang masih bagus dan aktif.

Di beberapa resep, misalnya donat, memang yeastnya langsung dicampur ke dalam adonan dalam keadaan kering. Kalo untuk resep seperti ini amannya pake yeast yang baru dibuka dari kemasan.

Ada juga resep yang mengharuskan si yeast untuk dicampur dengan air hangat sama gula sampai aktif dan berbusa. Ini cara bagus untuk cek apa yeast simpenan kita masih bagus atau udah gak bisa dipake lagi.
So, for those of you who haven't had a clue tentang gimana penampilannya, here it is:




Yeastnya harus berbusa setelah dikasih air anget sama dicampur gula dan didiemin sebentar. Yang harus dicatet mengenai air angetnya, jangan terlalu panas. Air hangat disini patokannya pas kita nyelupin tangan ke air, kita gak ngerasa kepanasan.

Kalo setelah baking kita masih punya sisa yeast, selalu simpen di dalam wadah kedap udara supaya yeast tetep bagus. Jadi jangan cuma ngegulung paketnya terus dikaretin yaa ;)

Ok, that's just a little hints and tips about yeast. Kalo belom pernah bikin apapun yang pake yeast, cobain deh. Roti, donat, soft pretzels, bagel banyaaak banget resep fun pake yeast yang bisa dicobain. Don't be afraid to experiment on new recipes, ok?!

- Selamat Masak! -

Saturday, January 12, 2013

Bakpao Ayam dan Sayuran

Gue selalu penasaran pengen bisa bikin roti atau any kinds of food yang menyerupai roti. Donat udah... Pretzel udah... Pizza udah... what's next?
Tiba-tiba Mami ngasih inspirasi. Untuk isi kue hantaran pengajian, Mami pengen bikin bakpao. Lalu disuruhlah anaknya yang rajin memasak ini untuk hunting resep bakpao. Langsung deh gue cek di YouTube channels yang gue subscribe. Muncullah resepnya Maangchi, Steamed Buns. She used pork and veggie filling. I don't eat pork, tapi cincay lah, tinggal ganti sama jenis daging-dagingan lain, no probs!

Awal nyoba... failed miserably :(
Tapi gue gak patah semangat. I've learned my lesson and determined to try it again. Beberapa hari kemudian gue nyobain lagi and I did it!!! Bahagianya luar biasa hahaha... Lebay, I know, but to get up and try again after I failed, boleh dong bangga dikit? Tentang kenapa dan bagaimananya gue gagal, check out down below yah, liat di bagian akhir post.
Kuncinya pas bikin steamed bun cuma satu, sabar... *elus dada

Baiklah, this week's cooking experiment challenge for you is Chicken and Veggie Steamed Buns atau Bakpao Ayam dan Sayuran. Let's go!

Bahan Ragi:
- 1/2 cup atau125ml air hangat (gak panas ya, cukup anget aja)
- 1/2 sdt gula pasir
- 1/4 sdt garam
- 1 sdt ragi instan
Aduk semua bahan, diamkan 2-3 menit sampai bagian atasnya berbusa

Bahan Roti:
- 225 gram tepung terigu
- Sedikit tepung untuk alas menguleni

Bahan Sayuran untuk Isi:
- 1 buah wortel import ukuran kecil, cincang
- 1/4 kepala kol yang muda (yang daunnya masih agak kehijauan), iris lalu cincang
- 1 batang daun bawang ukuran agak besar, iris lalu cincang
- 1 siung bawang bombay ukuran kecil, cincang
- 1 sdt garam
Aduk semua bahan dengan garam, pindahkan ke dalam saringan yang agak besar, diamkan 10 menit sampai airnya mulai keluar. Peras atau tekan-tekan untuk ngeluarin sisa air. Sisihkan.

Bahan Daging untuk Isi:
- 100 gram daging ayam cincang
   atau
   1 dada ayam fillet atau 2 potong besar ayam (dada atau paha) yang dicincang
- 1 sdm kecap asin Kikkoman
- 1 sdt minyak wijen
- 1/4 sdt merica bubuk
Aduk rata, diamkan 10 menit.

Cara Buatnya:
  • Di dalam wadah besar, aduk campuran ragi dengan tepung. 
  • Kalo pake mixer dengan attachment khusus roti, uleni sampai adonan tercampur rata dan licin (yah..sekitar 5 menit deh). 
  • Kalo pake tangan, setelah diaduk rata, pindahkan ke atas talenan atau kitchen counter yang udah ditaburi tepung, uleni selama 5-8 menit. (Masih inget cara uleni adonan roti? lipat-tekan-lipat-tekan)
  • Bulatkan adonan, taruh di dalam wadah besar yang dioles sedikit minyak, tutup dengan plastic wrap atau cling foil. 
  • Here's the trick dari Maangchi supaya adonan naiknya bagus dan gak lama. Di dalam wadah yang lebih besar, tuang air hangat (hangat loh!) sekitar setengahnya lah... Terus, letakkan wadah isi adonan tadi di atasnya, tutup dengan tutup panci atau serbet. 
  • Biarkan adonan sampai mengembang dua kali lipat ukuran semula (yaah... sekitar 40 menit).
  • Setelah adonan mengembang, keluarkan, uleni buat ngeluarin gas di dalamnya. 
  • Bulatkan lagi, pindahin ke mangkuk yang tadi, tutup dengan plastic wrap, diamkan lagi 20 menit. 
  • Meanwhile, tumis sayur dengan setengah sendok makan minyak selama 2 menit aja, angkat.
  • Tumis daging cincang dengan satu sendok makan minyak sampai air yang keluar terserap habis (jangan sampe kering dan mulai kecokelatan), angkat.
  • Campur tumisan sayur dengan daging. Adjust the taste, siapa tau pengen nambah garam atau merica. Sisihkan supaya dingin.
  • Pindahkan adonan ke atas permukaan yang ditaburi tepung tipis-tipis. 
  • Uleni adonan buat ngeluarin gasnya.
  • Bentuk bulat pipih, bagi jadi 8 bagian sama besar.
  • Bulatkan satu persatu, pipihkan. Yang harus diperhatikan pas memipihkan adonan, bagian tengah jangan tipis, agak tebel, karena bakal jadi base buat si bakpaonya. 
  • Isi dengan 2 sdt tumisan isi. 
  • Kerucutkan bagian sisi-sisinya dan tekan-tekan supaya nempel.Letakkan di atas kertas roti yang dipotong sesuai ukuran bakpao. Atau... kalo mau gampang, pake aja baking cups yang biasa buat bikin cupcakes.
Note: I'm so not good in shaping the bun, tapi I think it's okay for a first-timer. Nanti lama-lama juga bisa bikin yang bentuknya rapi dan bagus (menghibur diri sendiri hahaha)
  •  Susun di dalam kukusan. Kasih jarak ya, karena si bakpao ini bakal mengembang pas dikukus.
  • Tutup kukusan, diamkan dulu 20 menit. 
  • Abis itu, nyalakan api besar, kukus selama 20 menit. Begitu matang, langsung angkat dan pindahkan dari kukusan.
  • Bakpao panas, masih mengepul, siap buat dinikmati!!!

bentuknya kacau, I admit, tapi rasanya...yum!

this is how the inside looks like


Now, the lesson I've learned dari kegagalan yang pertama adalah, make sure bahwa yeast instan yang dipake masih aktif. 
Memangnya gunung berapi pake aktif segala?
I'm warning you, do not underestimate a good yeast. Kalo bisa selalu pake yeast yang baru dibuka dari kemasannya (biasanya satu paket isinya 11 gram atau sekitar 2 sdt, bisa buat 2 kali baking).
Jangan simpen yeast terlalu lama karena udah gak akan 100% bagus lagi.
Yeast yang masih aktif bakal berbusa dengan bagus pas dikasih air anget sama gula (cek out my little yeast experiment, Active Yeast? Seperti Apa Yeast yang Masih Aktif?). Kalo udah gak berbusa berarti yeastnya udah mati. Go and buy a new one ;)

  • Variasi isi? Buanyaaak banget. Sayurannya bisa ditambah jamur, brokoli rebus yang dicincang, rebung, bengkuang, kentang and many many more.
  • Bumbu untuk isi juga bisa beragam. Pake kecap manis, saus bbq, saus asam manis dll.
  • Untuk isian manis bisa pasta kacang merah, kacang hijau, kacang hitam, cokelat, atau kelapa yang pake gula merah.
  • Untuk daging, tambahin sedikit udang cincang biar makin gurih!
  • Karena ini bakpao, of course it's best served hot!
  • Bakpaonya bersisa? Masukin ke plastic bag terus simpen di freezer. Pas mau dimakan lagi, kukus aja sebentar. 
  • For video guide, check out Maangchi's video on Steamed Buns.
- Selamat Masak! -



Friday, January 11, 2013

Mitarashi Dango (みたらし団子) --> Sate Mochi ala Jepang dengan Saus Manis Gurih

Gak tau kenapa gue suka makanan yang teksturnya kenyal-kenyal. Mulai dari yang asin kaya tteokpokki/ddeokbukki or however you spelled it sampe yang manis-manis kaya mochi.
Beberapa hari yang lalu Ochi San dari YouTube Channel Ochikeron upload video tentang cara bikin Dango, makanan khas Jepang yang basically sih mirip sama mochi.
Di Jepang, dango biasanya dimakan buat temen minum Green Tea. Sepanjang tahun dango available di sana, tapi ada juga beberapa rasa yang cuma dijual di musim tertentu aja.
Karena penasaran, abis liat video itu gue langsung mutusin untuk nyobain resep ini. Setau gue bikin mochi itu lumayan ribet dan makan waktu, tapi bikin dango resepnya Ochi San ini selain gampang, cepet, juga sehat loh!
Gak usah nunggu lama, langsung mulai eksperimen aja yuk!

Bahan Dango:
- 100 gram tepung ketan
- 1-2 sdm tepung beras
- 150 gram silken tofu atau tahu sutera
- 1 sdm gula pasir

Bahan Saus Mitarashi:
- 50ml air
- 1 sdm kecap asin Kikkoman
- 1 sdm gula pasir atau gula palem
- 1/2 sdm tepung maizena

4 - 6 batang tusuk sate

Cara Buatnya:
  • Di dalam mangkuk atau wadah besar, aduk tepung ketan dan gula. 
  • Tambahkan silken tofu atau tahu sutera, aduk dengan tangan sampai tercampur rata.
  • Tambahkan 1sdm tepung beras. Kalo adonan masih agak terlalu lembek, tambahkan 1sdm lagi. Kalo kata Ochi San, adonan tepung ini harus selembut daun telinga... Begitulah.. hahaha... Pokoknya jangan keras dan jangan terlalu lembek.
  • Bagi adonan menjadi 12-16 bagian sama besar (tergantung segimana besar dango yang pengen dibikin).
  • Bentuk bulat.
  • Di dalam panci tebal (preferably panci teflon), panaskan air sampai mendidih (jumlah air secukupnya sekitar 3/4 tinggi panci).
  • Masukkan bola-bola dango. 
  • Kalo bola-bola sudah mengambang, biarkan 1-2 menit. Angkat, pindahkan ke dalam mangkuk isi air dingin. Rendam selama 1 menit.
  • Tiriskan dango, tusuk 3 dango di satu tusuk sate.
  • Di wajan teflon atau wajan yang diolesin sdkt minyak/mentega/margarin, panaskan dango dengan api kecil sampai bagian bawah berwarna kecokelatan. Balik, panaskan lagi sampai sisi yang satunya kecokelatan juga.
  • Angkat.
  • Untuk Saus Mitarashi, aduk semua bahan jadi satu di dalam panci kecil. Masak dengan api kecil sampai kental. Angkat.
  • Sajikan dango disiram atau dicocol dengan saus.

yang di bawah itu Dango with Mitarashi Sauce, yang di atas Dango dengan Madu


  • Karena rasa saus mitarashi yang manis gurih, gue jadi pengen naburin wijen panggang ke atasnya. Pas deh paduannya.
  • Saus mitarashi itu rasanya lumayan unik, tapi khas Jepang banget, at least I think so :D
  • Kalo males bikin sausnya atau gak suka sama rasanya, drizzle aja dango kamu dengan madu, it's as yummy kok!
  • Gak mau ditusukin ke tusuk sate juga gak apa-apa, tinggal panasin semua bola-bola dango di wajan, setelah kecokelatan, angkat terus siram saus.
  • Untuk tofu yang dipake, hati-hati ya, pastiin tofunya yang plain. Tofu itu biasanya ada yang rasa telur sama rasa udang, tapi kalo yang plain warnanya putih banget. Untuk tofu yang gue pake, begini nih penampakannya:


- Selamat Masak! -

Sunday, January 6, 2013

Food Experimentalist New Look!

Setelah setaun lebih mulai eksperimen di sini dengan nuansa biru gue pikir udah saatnya buat ganti suasana.
Tapi nyari ide untuk itu sama sekali gak segampang nyari ide buat eksperimen. Huah... I spent hours and hours trying to come up with something.

Pada suatu hari, one of my best friends, Ika, made this cute icon that she said to be me. Since she loves red a lot, dia buat icon itu dengan background merah. Lalu...tiba-tiba pengen aja gitu ganti tampilan blog ini jadi merah!

Setelah ngabisin waktu berjam-jam ngulik dan ngotak-ngatik ini itu, akhirnya di 2013 ini Food Experimentalist punya new look. Not perfect, semuanya sampe detail terkecil gue desain sendiri, so of course it won't be perfect. Tapi cukuplah buat nambah semangat buat nerusin bereksperimen dengan resep-resep baru di taun yang baru ini.
So, hope you like my new look! ;)

Thursday, January 3, 2013

Blackberry Muffin with Crumb Topping

Hey...this is my first experiment in 2013!
Kemaren nemu blackberry di supermarket deket rumah. Tumben... biasanya paling banter cuma ada strawberry. Insting mengatakan kalo gue harus beli.. and I did end up buying it. Mami sempet nanya, "buat apaan?". Dan seperti biasa, gue jawab "entahlah, liat nanti." :D
So, sampe rumah bingung sendiri. Tapi tiba-tiba inget kalo pernah liat banyak banget resep Blueberry Muffin. Lalu... bagaimana dengan Blackberry Muffin?
Akhirnya bergerilya-lah gue browsing resep blackberry muffin yang bahannya gampang dan gak nyusahin. Nemu deh resep yang gak ribet di Cookin' Up Good Times. Di antara resep-resep Blackberry Muffin lainnya yang gue liat, di blog ini yg paling ekonomis. Gak pake sour cream atau heavy cream atau greek yoghurt. Bahan-bahannya simple dan biasanya selalu ada di rumah. Resepnya gue sesuaikan sama selera gue, which means not too sweet.
Setelah berkutat sendiri di dapur (I prefer to cook alone... unless for an event, of course), jadilah Blackberry Muffin with Crumb Topping yang manis, moist dan sedap!
Gimana, mau bereksperimen juga?

Bahan:
- 1 1/5 cup (sekitar 225 gram)  tepung terigu
- 2/4 cup (sekitar 120 gram) gula pasir
- 2 sdm gula palem
- 1/2 sdt garam
- 80ml susu cair
- 80ml minyak sayur
- 1 butir telur
- 1 sdt pasta atau essens vanila atau vanili bubuk
- Blackberry yang udah dibersihkan dan di taburi sedikit tepung

Bahan Crumb Topping:
- 2 sdm muncung butter atau margarin
- 2 sdm gula palem
- 50 gram tepung terigu
- 1/4 sdt kayu manis bubuk
- 1/8 sdt (seujung sendok teh) pala yang diparut

Peralatan:
Mangkuk/wadah besar
Gelas besar
Sendok kayu atau spatula karet
Loyang muffin isi 12 yang diolesi minyak atau mentega cair tipis-tipis,lapisi cup kertas
atau
Cetakan bolu kukus individual, lapisi dengan cup kertas, susun di atas loyang
atau
Cup kertas keras (seperti yang gue pake, available di toko bahan-bahan kue) yang disusun di atas loyang


Cara Buatnya:
  • Panaskan oven sampai suhu 180 derajat celcius.
  • Aduk bahan kering (kecuali blackberry) jadi satu, sisihkan.
  • Aduk bahan cair sampai menyatu dengan whisk atau garpu.
  • Tambahkan bahan cair ke bahan kering, aduk pelan-pelan dengan sendok kayu atau spatula.
  • Tambahkan blackberry, aduk lagi pelan-pelan. 
  • Pengadukan dilakukan sampai semua bahan tercampur aja, gak perlu lama-lama yaaa.
  • Aduk bahan crumb topping jadi satu dengan garpu.
  • Sendokkan adonan ke dalam cetakan sampai setengah penuh (sekitar 1 sampai 1,5 sdm, tergantung besar cetakan).
  • Taburi dengan crumb topping.
  • Panggang selama 15-20 menit atau sampai tusuk gigi yang ditusukin ke dalamnya bersih. (bersih dari adonan ya, kalo dia nusuk blackberrynya kan pasti masih basah)
  • Angkat, dinginkan.
  • Nyam!


  • Kalo pas ditusukin bagian dalam udah gak nempel adonan tapi bagian atas masih agak lembek, gpp. Angkat aja, terus dinginkan. Nanti dia set sendiri kok.
  • Blackberry of course bisa diganti sama berry yang lainnya, asal jangan berry berry atau Hale Berry (yaiks..garing...).
  • Crumb topping ini lumayan manis, jadi kalo kakak, sista, mbak, adek, tante gak suka yang terlalu manis, boleh dikurangi gula di crumb toppingnya atau dihilangkan sama sekali. Kalo masih pengen aroma rempahnya tinggal masukin takaran kayu manis sama pala bubuk ke dalam adonan.
  • Gak suka gula palem di crumb toppingnya? ganti aja pake gula pasir biasa.
  • Gak bakalan abis kalo ngomongin kreasi muffin. Anggap aja adonan kuenya adonan basic muffin. Ganti gula palem jadi gula putih biasa juga bisa. Selain pake buah-buahan (any kinds of berries, kismis, mangga, manisan mangga, parutan apel malang, nangka dan lain-lain), variasi isi bisa juga dengan chocolate chips, potongan atau parutan keju, jagung manis yang udah direbus dan dipipil, atau dengan aneka selai yang diisi ke bagian tengahnya.
  • For the original recipe, check out Cookin' Up Summertime Berries: Blackberry Muffin with Crumb Topping
- Selamat Masak! -

Food Experimentalist, by Mastika Indasari